Saturday 1 March 2014

Serangan Oemoem 1 Maret 1949

Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat berdasarkan instruksi dari Panglima Divisi III, Kol. Bambang Sugeng, untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI - berarti juga Republik Indonesia - masih ada dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada waktu itu sebagai komandan brigade X/Wehrkreis III turut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta





Serangan umum 1 maret 1949 ialah serang besar2an terhadap Jogjakarta yg dilakukan TNI secara bergerilya atas perintah Jendral Sudirman. Serangan ini adalah serangan taktis yg dilakukan TNI, serangan yg strategis utk memukul pasukan belanda dengan kemampuan tempur yang seadanya. Dengan taktik serangan geriliya, serangan mengutamakan teknik sabotase dengan tujuan untuk memutus jalur komunikasi dan transportasi belanda di jogjakarta. Serangan geriliya besar-besaan ini adalah serangan yg membuktikan TNI masih punya kekuatan untuk melawan belanda, moral pasukan TNI tak padam walau secara de facto dan de jure penguasaan musuh terhadap ibu kota berarti kekalahan suatu negara, tapi TNI masih mempunyai daya juang tangguh.


Para pemimpin dan pejuang masih memiliki strategi dengan membuat pemerintah negara republik indonesia darurat, disini awal perjuangan kembali dimulai. Perjuangan merebut kembali kemerdekaan belum berakhir, serangan satu maret adalah suatu penggerak. Ada dampak langsung dan tidak langsung dari serangan umum 1 Maret, dampak langsung ialah menghancurkan kemampuan lawan. Dampak serangan memang cukup masif, tapi itu tidak mengurangi kekuatan belanda secara keseluruhan. sedangkan dampak tidak langsung serangan 1 maret ialah dunia internasional melihat ke-eksistensi-an kekuatan TNI dan juga pemerintah RI pada saat itu dan serangan umum 1 maret membuat posisi tawar RI naik di mata internasional terutama PBB dan juga dampak dari serangan ini ialah menambah semangat rakyat di daerah lain. Dengan posisi tawar RI yang meningkat dan moral rakyat serta TNI yang kembali terbangun menghasilkan semangat juang yg luar biasa, Itulah efek sejatinya dari serangan umum 1 Maret. dari pertempuran itu akhirnya lahirlah pertempuran surakarta, pertempuran gerilya yang mampu membungkam kekuatan belanda di Indonesia selama-lamanya. Tidak hanya perjuangan bersenjata, delegasi-delegasi RI yang terdiri dari para diplomat-diplomat handal berhasil mempermalukan Belanda & membuat mereka akui kedaulatan RI.

Perjuangan merebut kembali kemerdekaan ialah hasil perjuangan TNI dan rakyat serta para pemimpin yang luar biasa dalam memimpin sebuah negara yang sedang dalam keadaan darurat. Sejarah telah membuktikan. maka sejatinya kita sebagai generasi yang hidup pada era kemerdekaan seharusnya kita bersyukur dari sejarah bangsa sendiri, bangsa yang dibangun dari darah & doa para pejuang di masa lalu demi kemerdekaan negara kita ini.  Rakyat-TNI-Pemerintah adalah satu kesatuan, mereka bersama membangun negara ini. Terlepas dari kontroversi sejarah soal serangan umum 1 maret, sejarah ada sebagai pembelajaran bukan utk didebatkan berkepanjangan.

0 komentar :

Post a Comment