Monday 22 February 2016

Bagaimana seorang gamer Indonesia dapat menjadi pengusaha sukses

Kevin Mintaraga adalah founder dari Magnivate Group, sebuah digital agency di Indonesia yang didirikan pada 2008 dan diakuisisi oleh WPP pada tahun 2012. WPP sendiri merupakan perusahaan periklanan dan digital marketing terbesar di dunia. Kevin masih menjadi CEO setelah proses akuisisi itu, dan memimpin tim dengan lebih dari 140 orang karyawan. Mereka yang mengenal Kevin melihatnya sebagai lelaki bersahabat dan ceria yang selalu memberikan senyum di wajahnya.
Kevin menjelaskan kepada saya bahwa dulu dia adalah orang yang sangat gemar main game dan tidak memiliki latar belakang di dunia bisnis atau digital media sama sekali. Jadi, apa yang kemudian menginspirasinya untuk memulai sebuah bisnis?

Inspirasi

Pada 2007, Kevin terinspirasi setelah membaca buku Blue Ocean Strategy. Ia menjelaskan:
Pada saat itu, saya penasaran mengenai apa yang dimaksud ‘blue ocean’ di Indonesia. Setelah membaca buku itu, saya bertemu teman sekaligus manajer pemasaran di Nokia. Ia meminta saya untuk membantunya melakukan pemasaran interaktif, karena pada 2008 ia pernah diminta oleh kantor pusatnya untuk menghabiskan 5 persen dari keseluruhan budget yang ia punya untuk itu. Jumlah itu terhitung besar pada tahun 2008, ketika Nokia masih menjadi market leaderbersama dengan BlackBerry, dan Samsung masih tergolong baru di dunia handphone. Saya menyadari bahwa perusahaan sebesar Nokia sekalipun tidak memiliki seseorang yang dapat mengatur pemasaran web untuk mereka di Indonesia.
Kevin pintar dalam hal angka dan jeli dalam melihat kesempatan. Dan ia tahu bahwa ia sedang melihat lautan biru luas yang potensial. Ia melakukan penelitian untuk memvalidasi kesempatan tersebut.
Melalui penelitian yang saya lakukan pada tahun 2008, saya memperoleh data bahwa total pengeluaran tahunan pada pemasaran di Indonesia adalah Rp 55 triliun, sementara pengeluaran untuk pemasaran melalui internet hanya Rp 221,3 miliar; 0,4 persen dari total biaya pemasaran. Statistik dari Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan China masing-masing adalah 15 persen, 19 persen, 12 persen, dan 10 persen. Saya tahu kita bergerak ke arah ini karena Kominfo sedang membangun infrastruktur yang lebih baik untuk mendorong penggunaan internet dan telekomunikasi. Jadi, pada titik tersebut saya memprediksikan bahwa dalam lima tahun ke depan – yang mana adalah sekarang – pemasaran melalui web di Indonesia akan menghabiskan sekitar lima persen dari keseluruhan biaya pemasaran, dan ternyata memang benar; saat ini kita berada pada posisi empat sampai lima persen. Kesenjangan yang ada antara 0,4 dan lima persen inilah yang saya maksudkan dengan hamparan lautan biru, dan saya ingin berenang di dalamnya.
Pada titik ini, Kevin masih belum tahu apa-apa mengenai digital marketing, tetapi ia bertekad untuk mengatasinya. Ia mulai dengan membaca dan meneliti secara online. Menurutnya, Wikipedia adalah bantuan belajar terbaik, dan disanalah ia mulai belajar lebih banyak mengenai dasar-dasar digital marketing seperti cost-per-click dan cost-per-acquisition. Selanjutnya, ia membentuk kemitraan dengan Octodesign Interactive yang dimiliki oleh Bernhard Subiakto dan mitra lainnya untuk membangun sebuah tim yang terdiri dari enam orang, dan mendirikan PT Magnivate – yang lalu diganti nama menjadi XM Gravity setelah diakuisisi pada Maret 2012.

Mendapatkan klien pertama adalah hal yang sulit

Berhubung Magnivate adalah perusahaan baru, maka tim tidak memiliki apa-apa untuk dipamerkan kepada calon pelanggan yang potensial. Strategi Kevin untuk Magnivate adalah untuk mencari peluang dari berbagai merek mapan di Indonesia, jadi ia membutuhkan sesuatu untuk ditunjukkan kepada klien potensial, sekaligus untuk membangun portfolio secepatnya. Jadi, Kevin dan timnya mulai membangun website yang menarik. Ia paham bahwa itu adalah satu-satunya hal yang dapat digunakan oleh klien dan partner potensial untuk menilai Magnivate. Ia juga memutuskan untuk keluar dan menjaring koneksi:

Sebelum saya pergi ke Singapura untuk konferensi Ad Tech, saya mencari tahu siapa saja yang akan hadir di event tersebut. Dari sekitar 1.000 orang yang hadir, saya menyaringnya menjadi 100 orang yang ingin saya temui. Dari 100 orang yang ingin saya temui, saya menemukan 52 di antaranya dalam event yang berlangsung selama dua hari tersebut, dan mengirimkan prospek bisnis mengenai Magnivate kepada mereka melalui email. Orang yang paling berpengaruh dan memegang peran penting pada pertumbuhan pesat Magnivate di konferensi pertama yang saya hadiri adalah Paul Soon, CEO XM Asia – agensi yang lebih mapan di Asia dan bagian dari WPP.

XM Asia lah yang pada awalnya menawarkan proyek untuk Magnivate. Kesepakatan awal ini terdiri dari klien-klien seperti HSBC dan HP pada 2008. Melalui kredensial dari klien regional tersebut, Magnivate dapat mengamankan lebih banyak klien seperti Nokia, Unilever, Frisian Flag, dan Pocari Sweat pada tahun 2009. Kevin menceritakan bahwa Magnivate sudah memperoleh keuntungan sejak tahun pertamanya, dan pendapatannya berlipat ganda hampir setiap tahun-tahun berikutnya. Ketika diakuisisi, laporan pada tahun 2011 menyebutkan bahwa mereka memperoleh pendapatan tahunan sebesar Rp 17,7 miliar. Melihat tingkat pertumbuhan ini, XM Gravity bisa memperoleh setidaknya tiga kali lipat dari pendapatannya di tahun 2011 pada akhir 2013, dan kita dapat meramalkan mereka bisa mendapatkan pendapatan lebih di tahun-tahun mendatang saat lebih banyak merek Indonesia yang masuk ke ranah iklan digital.
Kevin memuji para managing partner-nya yang kuat: seperti Nanda Ivens, Erick Saputra,Chandra Wijaya, dan juga timnya untuk pencapaian mereka dalam waktu empat tahun. Ia mendorong para pengusaha untuk mengikuti passion mereka, dan menjadi pemimpin yang melayani keinginan tim, bukan yang terfokus pada keinginan pribadinya.

Mengetahui passion Anda adalah hal yang sangat penting, karena ketika Anda bekerja dengan passion, sama saja dengan Anda tidak bekerja sama sekali seumur hidup Anda. Anda hanya melakukan apa yang Anda sukai, dan dapat menghasilkan uang dari kesukaan tersebut. Bagi saya, passion adalah memahami orang lain dan memberi. Saya suka untuk memahami orang lain yang bekerja bersama saya. Saya memiliki keyakinan bahwa Magnivate tidak dibangun untuk menjadi agensi terbaik, melainkan untuk memfasilitasi passion orang lain dan rencana besar dalam hidup mereka. Pada akhirnya, Magnivate berkembang sangat cepat berkat fokus tersebut.
Pengusaha yang sukses adalah mereka yang dapat membuat perbedaan dalam hidup orang lain. Selalu melayani orang lain, terdepan dalam setiap pertempuran, dan tidak hanya berada di belakang orang lain untuk mengarahkan mereka berbuat ini dan itu. Hanya dengan pemahaman inilah Anda dapat membangun tim yang bisa berjalan beriringan dengan Anda ketika sedang melewati masa-masa sulit.

Selain menjalankan XM Gravity, Kevin juga mendedikasikan sebagian waktunya untuk berbicara dan memberikan pelatihan di berbagai event startup. Kevin juga membuat Project Eden, dana investasi “pre-seed” yang mendukung teknopreneur Indonesia meluncurkan startup mereka. Salah satu startup yang ia berikan mentoring secara langsung adalah Telunjuk, situs perbandingan harga buatan Indonesia yang beberapa bulan lalu mendapatkan pendanaan terbarunya.

0 komentar :

Post a Comment